MENCEGAH RESISTENSI OBAT

Resistensi obat sering dikaitkan dengan resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik adalah kondisi dimana bakteri, virus, jamur dan parasit tidak mampu dimatikan oleh antibiotik. Menurut WHO, resistensi bakteri terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik yang pada awalnya efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Resistensi antibiotik merupakan salah satu ancaman dunia karena kejadian resistensi antibiotik mengakibatkan 700ribu kematian diseluruh dunia (WHO).

Menurut Dr.dr. Hari Paraton Resistensi terjadi ketika seseorang menggunakan antibiotik dengan tidak rasional sehingga memperbanyak jumlah bakteri jahat dan menekan jumlah bakteri baik. Penyebab lain dari resistensi antibiotik yaitu penggunaan antibiotik tanpa indikasi dan penggunaan di bawah dosis yang dianjurkan.

Pengidap resistensi antibiotik yang mengalami infeksi seringkali membutuhkan durasi tinggal di rumah sakit lebih lama, kunjungan dokter berkelanjutan, dan pengobatan alternatif yang memakan biaya cukup tinggi.Efeknya akan terjadi masalah kesehatan di antaranya gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan kehamilan dan janin. upaya pencegahan penyebaran dapat dilakukan dengan cara:

  • Hanya menggunakan antibiotik ketika direkomendasikan oleh ahli medis profesional
  • Tidak perlu meminta antibiotik ketika tidak dianjurkan
  • Selalu patuhi anjuran ahli medis dalam menggunakan antibiotik
  • Jangan pernah berbagi atau mengonsumsi antibiotik sisa
  • Cegah infeksi dengan rutin mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang sakit, dan mendapat vaksin terbaru.
  • Menyiapkan makanan dengan higienis dan memilih makanan yang tumbuh/diproduksi tanpa penggunaan antibiotik.

Dampak dari resistensi antibiotik memang cukup mengkhawatirkan. Oleh karena itu, setelah mengetahui penyebab dan cara mencegah resistensi antibiotik, segeralah lakukan beberapa upaya pencegahan. Ayo bijak dalam menggunakan antibiotik, dan jangan lupa untuk menerapkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.